Pantura 1 (pantai cucuran air mata)
Perjalanan kali ini bagiku sangat menyedihkan.
Aku masuk ke desa terpencil di daerah Pantura.Pertemuan dengan sesamaku tak terelakan,aku hentikan motorku karena aku melihat kue serabi yang menjadi makanan favoritku. Tak kusengaja ternyata itu merupakan daerah yang tak aku bayangkan sebelumnya.Suasana tidak awam aku rasakan tapi aku berusaha tak kurasakan.Maaf kalau aku berkata itu adalah tempat prostitusi.Aku tidak mau menghakimi mereka karena ukuran yang akan aku pake untuk menghakimi mereka akan berbalik pada diriku.Namun semua aku tak hiraukan demi kue serabiku.Aku lanjtkan berbincang-bincang pada pedagang kue serabi itu.perbincangan kita pun nyambung, ibu-ibu itu sekitar berumur 50 tahunan sudah sangat tua.Kami berbicara ternyata ibu itu memiliki seorang suami yang terkena stroke dan tidak bisa bergerak.Lalu saya tanya pada ibu itu "bagaimana ibu membiayai suami ibu" Ibu itu berkata "hasil dari penjualan kue serabi ini dan tambahan dari kuli di ladang itu yang akan menghidupi kami berdua" Ibu itu merasa yakin bahwa hidupnya benar-benar ada di tangan-Nya. Saya ngak menyangka ternyata ada "lilin kecil di tengah kegelapan".Aku lanjutkan perjalananku setelah membayar kue serabi yang aku makan tadi. Banyak sekali cerita-cerita pantai cucuran air mata di Pantura yang aku dapatkan.
Aku masuk ke desa terpencil di daerah Pantura.Pertemuan dengan sesamaku tak terelakan,aku hentikan motorku karena aku melihat kue serabi yang menjadi makanan favoritku. Tak kusengaja ternyata itu merupakan daerah yang tak aku bayangkan sebelumnya.Suasana tidak awam aku rasakan tapi aku berusaha tak kurasakan.Maaf kalau aku berkata itu adalah tempat prostitusi.Aku tidak mau menghakimi mereka karena ukuran yang akan aku pake untuk menghakimi mereka akan berbalik pada diriku.Namun semua aku tak hiraukan demi kue serabiku.Aku lanjtkan berbincang-bincang pada pedagang kue serabi itu.perbincangan kita pun nyambung, ibu-ibu itu sekitar berumur 50 tahunan sudah sangat tua.Kami berbicara ternyata ibu itu memiliki seorang suami yang terkena stroke dan tidak bisa bergerak.Lalu saya tanya pada ibu itu "bagaimana ibu membiayai suami ibu" Ibu itu berkata "hasil dari penjualan kue serabi ini dan tambahan dari kuli di ladang itu yang akan menghidupi kami berdua" Ibu itu merasa yakin bahwa hidupnya benar-benar ada di tangan-Nya. Saya ngak menyangka ternyata ada "lilin kecil di tengah kegelapan".Aku lanjutkan perjalananku setelah membayar kue serabi yang aku makan tadi. Banyak sekali cerita-cerita pantai cucuran air mata di Pantura yang aku dapatkan.
Komentar
Posting Komentar